Topik Tugas Akhir Desain Interior ITB
Judul tugas akhir desain interior itb – Memilih topik tugas akhir merupakan proses yang penuh pertimbangan. Ini bukan sekadar memilih tema yang menarik, tetapi juga memahami tren terkini, perkembangan teknologi, dan pengaruh budaya yang membentuk lanskap desain interior masa kini. Pilihan yang tepat akan memberikan landasan yang kuat untuk menghasilkan karya inovatif dan bermakna. Proses ini menuntut eksplorasi diri, pemahaman mendalam terhadap bidang studi, dan kemampuan untuk merumuskan ide-ide yang relevan dan berkelanjutan.
Tren Desain Interior Terkini yang Relevan
Dunia desain interior terus berevolusi. Memahami tren terkini penting untuk menghasilkan karya yang relevan dan inovatif. Tren ini tidak hanya mencerminkan estetika semata, tetapi juga nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat modern.
- Biophilic Design: Integrasi alam ke dalam ruang interior untuk meningkatkan kesejahteraan penghuni. Contohnya, penggunaan material alami seperti kayu dan batu, serta penambahan elemen hijau seperti tanaman dan air mancur.
- Minimalisme: Fokus pada fungsionalitas dan kesederhanaan, menghindari dekorasi yang berlebihan. Ciri khasnya adalah ruang yang bersih, rapi, dan terorganisir dengan baik.
- Japandi: Perpaduan antara desain Jepang dan Skandinavia, yang menggabungkan keindahan minimalis Jepang dengan kehangatan dan kenyamanan Skandinavia. Ciri khasnya adalah penggunaan material alami, palet warna netral, dan pencahayaan yang lembut.
- Maximalisme: Kebalikan dari minimalis, gaya ini merangkul kemewahan dan dekorasi yang kaya. Warna-warna berani dan tekstur yang beragam menjadi ciri khasnya.
- Smart Home Integration: Penggunaan teknologi untuk mengotomatiskan dan mengontrol berbagai aspek ruang interior, seperti pencahayaan, suhu, dan sistem keamanan.
Perkembangan Terbaru dalam Teknologi dan Material
Teknologi dan material baru terus mengubah cara kita mendesain dan membangun ruang interior. Inovasi ini memungkinkan terciptanya desain yang lebih efisien, berkelanjutan, dan estetis.
- Material berbasis daur ulang: Penggunaan material yang terbuat dari limbah untuk mengurangi dampak lingkungan. Contohnya, kayu daur ulang, plastik daur ulang, dan beton daur ulang.
- Biomaterial: Material yang terbuat dari sumber daya terbarukan, seperti bambu, serat rami, dan jamur. Material ini ramah lingkungan dan dapat terurai secara alami.
- Smart material: Material yang dapat berubah bentuk atau sifatnya berdasarkan rangsangan eksternal, seperti cahaya atau suhu. Contohnya, material yang dapat berubah warna sesuai dengan suhu ruangan.
- 3D printing dalam desain interior: Teknologi ini memungkinkan pembuatan furnitur dan elemen desain interior yang unik dan kustom.
- Material dengan kemampuan menyerap suara dan panas: Material ini dapat meningkatkan kenyamanan dan efisiensi energi dalam ruangan.
Pengaruh Budaya Populer terhadap Tren Desain Interior
Budaya populer, termasuk film, televisi, dan media sosial, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tren desain interior. Gaya dan elemen desain yang muncul dalam media populer sering kali diadopsi oleh masyarakat luas.
- Pengaruh film dan serial televisi: Desain interior dalam film dan serial televisi sering kali menginspirasi tren baru. Misalnya, gaya mid-century modern yang populer kembali berkat serial televisi seperti “Mad Men”.
- Pengaruh media sosial: Platform media sosial seperti Instagram dan Pinterest menjadi tempat berbagi inspirasi dan tren desain interior terkini. Pengguna dapat dengan mudah menemukan dan berbagi ide-ide desain.
- Pengaruh gaya hidup minimalis dan digital nomad: Tren gaya hidup minimalis dan digital nomad telah memengaruhi desain interior dengan menekankan pada fungsionalitas, mobilitas, dan kesederhanaan.
Perbandingan Tren Desain Interior Modern dan Tradisional
Memahami perbedaan antara desain interior modern dan tradisional membantu dalam menentukan pendekatan yang paling sesuai untuk proyek desain.
Karakteristik | Desain Modern | Desain Tradisional | Perbedaan Utama |
---|---|---|---|
Warna | Warna netral, berani, dan monokromatik | Warna-warna hangat, bumi, dan pastel | Modern lebih berani, tradisional lebih kalem |
Material | Logam, kaca, beton, plastik | Kayu, batu alam, kain alami | Modern lebih industrial, tradisional lebih alami |
Furnitur | Garis-garis bersih, bentuk sederhana, fungsional | Ornamen, detail rumit, ukiran | Modern lebih minimalis, tradisional lebih detail |
Tata Letak | Terbuka, luas, dan fleksibel | Formal, simetris, dan terstruktur | Modern lebih fleksibel, tradisional lebih formal |
Dampak Keberlanjutan terhadap Pilihan Material dan Desain Interior
Keberlanjutan menjadi pertimbangan utama dalam desain interior masa kini. Pilihan material dan desain yang berkelanjutan berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan penghuni.
Penggunaan material ramah lingkungan, seperti kayu bersertifikasi, bambu, dan material daur ulang, mengurangi jejak karbon dan mendukung praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Desain yang efisien dan hemat energi juga berperan penting dalam mengurangi konsumsi sumber daya dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, pemilihan cat dan bahan bangunan dengan kandungan VOC (Volatile Organic Compounds) rendah mengurangi polusi udara dalam ruangan dan menjaga kesehatan penghuni.
Metodelogi Penelitian Tugas Akhir: Judul Tugas Akhir Desain Interior Itb
Penelitian tugas akhir desain interior membutuhkan pendekatan sistematis dan terstruktur untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan bermakna. Metodologi penelitian yang tepat akan memandu proses pengumpulan dan analisis data, memastikan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan kontribusi yang signifikan pada bidang desain interior. Pemilihan metodologi yang sesuai dengan permasalahan penelitian sangatlah krusial. Proses ini dapat diibaratkan seperti membangun fondasi yang kokoh untuk sebuah bangunan; jika fondasinya lemah, maka bangunan tersebut rawan runtuh.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang berbagai pendekatan dan teknik penelitian sangat penting.
Pendekatan Metodologi Penelitian Desain Interior
Beberapa pendekatan metodologi penelitian dapat diterapkan dalam tugas akhir desain interior, tergantung pada fokus dan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif, misalnya, cocok untuk mengeksplorasi pemahaman mendalam tentang pengalaman pengguna atau persepsi estetika. Sementara itu, pendekatan kuantitatif lebih sesuai untuk menguji hipotesis dan mengukur variabel-variabel yang dapat diukur secara numerik, seperti tingkat kepuasan pengguna terhadap suatu desain.
- Pendekatan kualitatif: Menggunakan metode seperti wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi kasus untuk menggali pemahaman yang kaya dan mendalam tentang fenomena yang diteliti. Misalnya, meneliti persepsi pengguna terhadap kenyamanan ruang tunggu di sebuah rumah sakit.
- Pendekatan kuantitatif: Menggunakan metode seperti survei dan eksperimen untuk mengukur variabel-variabel dan menguji hubungan antar variabel. Contohnya, mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap pencahayaan di sebuah ruangan dengan menggunakan skala Likert.
- Pendekatan campuran (mixed methods): Menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Contohnya, menggabungkan survei kepuasan pengguna dengan wawancara mendalam untuk memahami lebih lanjut alasan di balik skor kepuasan tersebut.
Teknik Pengumpulan Data Desain Interior
Teknik pengumpulan data yang tepat akan memastikan data yang dikumpulkan relevan, valid, dan andal. Pemilihan teknik ini harus disesuaikan dengan pendekatan metodologi yang digunakan dan jenis data yang ingin dikumpulkan.
- Observasi: Pengamatan langsung terhadap ruang atau perilaku pengguna di dalam ruang. Misalnya, mengamati bagaimana orang berinteraksi dengan furnitur di sebuah kafe untuk memahami pola penggunaan ruang.
- Wawancara: Berupa percakapan terstruktur atau tidak terstruktur dengan responden untuk menggali informasi lebih dalam tentang persepsi, pengalaman, dan pendapat mereka. Contohnya, mewawancarai penghuni rumah untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka terhadap desain interior rumah.
- Survei: Penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar responden. Misalnya, menyebarkan survei kepada pengguna ruang publik untuk mengukur tingkat kepuasan mereka terhadap desain interior.
Langkah-Langkah Proses Desain Interior yang Sistematis
Proses desain interior yang sistematis dan terstruktur akan memastikan hasil yang optimal dan efisien. Tahapan ini dapat dianalogikan dengan tahapan dalam terapi psikologis, di mana setiap tahapan memiliki tujuan dan peran penting dalam mencapai hasil yang diinginkan.
- Analisis kebutuhan dan pengumpulan data: Memahami kebutuhan klien, menganalisis ruang yang ada, dan mengumpulkan data yang relevan.
- Konseptualisasi desain: Mengembangkan konsep desain berdasarkan analisis kebutuhan dan data yang telah dikumpulkan.
- Perancangan detail: Mengembangkan detail desain, termasuk pemilihan material, furnitur, dan pencahayaan.
- Implementasi: Merealisasikan desain melalui proses konstruksi atau renovasi.
- Evaluasi: Mengevaluasi hasil desain dan melakukan revisi jika diperlukan.
Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif dalam Desain Interior
Analisis data merupakan tahapan krusial dalam penelitian desain interior. Data kualitatif dan kuantitatif memerlukan pendekatan analisis yang berbeda. Proses ini dapat diibaratkan seperti mengurai benang kusut, di mana setiap benang mewakili data yang perlu disusun dan diinterpretasikan secara sistematis.
Analisis data kualitatif, seperti transkrip wawancara, seringkali melibatkan proses tematik, di mana peneliti mengidentifikasi tema-tema berulang dan pola-pola yang muncul dari data. Sementara itu, analisis data kuantitatif, seperti data survei, melibatkan penggunaan statistik deskriptif dan inferensial untuk menguji hipotesis dan mengidentifikasi hubungan antar variabel.
Skema Visual Alur Penelitian
Berikut gambaran alur penelitian yang sistematis, divisualisasikan sebagai sebuah diagram alur. Diagram ini menggambarkan proses penelitian dari tahap awal hingga tahap akhir, menyertakan setiap tahapan dan hubungan antar tahapan tersebut. Proses ini dimulai dari identifikasi masalah, dilanjutkan dengan perumusan rumusan masalah dan tujuan penelitian, kemudian pemilihan metodelogi penelitian, pengumpulan data, analisis data, penarikan kesimpulan, dan akhirnya penyusunan laporan penelitian.
Tahap | Aktivitas |
---|---|
1 | Identifikasi Masalah |
2 | Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian |
3 | Pemilihan Metodologi Penelitian |
4 | Pengumpulan Data |
5 | Analisis Data |
6 | Penarikan Kesimpulan |
7 | Penyusunan Laporan Penelitian |
Contoh Studi Kasus Desain Interior ITB yang Relevan
Tugas akhir desain interior di ITB kerap menghasilkan karya-karya inovatif yang mencerminkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip desain, ergonomi, dan keberlanjutan. Studi kasus berikut ini dipilih sebagai representasi dari pendekatan desain yang beragam dan relevan dengan konteks saat ini, menunjukkan bagaimana teori dipadukan dengan praktik untuk menciptakan ruang yang fungsional dan estetis.
Studi Kasus 1: Rehabilitasi Ruang Publik di Kawasan Kampus ITB, Judul tugas akhir desain interior itb
Studi kasus ini berfokus pada revitalisasi sebuah ruang publik di lingkungan kampus ITB yang sebelumnya kurang termanfaatkan. Pendekatan desain yang diterapkan mengutamakan integrasi elemen alam, menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung interaksi sosial. Pertimbangan aspek keberlanjutan menjadi prioritas utama, terlihat dari pemilihan material dan sistem pencahayaan yang ramah lingkungan.
Desain ini berhasil meningkatkan kualitas ruang publik di kampus ITB dengan menciptakan lingkungan yang estetis, fungsional, dan berkelanjutan. Penelitian mendalam terhadap perilaku pengguna ruang dan analisis lingkungan sekitar menjadi dasar perancangan. Penggunaan material daur ulang dan penataan vegetasi yang tepat turut menyukseskan proyek ini.
- Konsep: Revitalisasi ruang publik berbasis keberlanjutan dan interaksi sosial.
- Metode: Riset perilaku pengguna, analisis lingkungan, pemilihan material ramah lingkungan.
- Hasil: Peningkatan kualitas ruang publik, peningkatan interaksi sosial, penerapan konsep keberlanjutan.
Studi Kasus 2: Desain Interior Ruang Kerja Kolaboratif untuk Startup
Studi kasus kedua ini mendemonstrasikan bagaimana desain interior dapat mendukung produktivitas dan kreativitas dalam lingkungan kerja modern. Fokus utama adalah menciptakan ruang kerja kolaboratif yang dinamis dan fleksibel, mampu mengakomodasi kebutuhan tim startup yang berkembang pesat. Ergonomi dan teknologi menjadi pertimbangan penting dalam perancangan.
Desain ini berhasil menciptakan ruang kerja yang inspiratif dan efisien, mendukung kolaborasi dan produktivitas tim startup. Penggunaan teknologi pintar dan perabot multifungsi menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Perhatian terhadap kesehatan dan kesejahteraan karyawan juga tercermin dalam pemilihan material dan penataan ruang.
- Konsep: Ruang kerja kolaboratif yang dinamis dan fleksibel.
- Metode: Analisis kebutuhan pengguna, integrasi teknologi, perancangan ergonomis.
- Hasil: Peningkatan produktivitas, peningkatan kolaborasi tim, lingkungan kerja yang nyaman dan sehat.
Studi Kasus 3: Desain Interior Rumah Tinggal Ramah Lingkungan di Kawasan Perbukitan
Studi kasus terakhir ini menyoroti pentingnya integrasi desain interior dengan konteks lingkungan sekitar. Proyek ini berfokus pada perancangan rumah tinggal yang ramah lingkungan, menyesuaikan diri dengan kondisi topografi perbukitan dan meminimalkan dampak lingkungan. Penggunaan material lokal dan sistem pasif menjadi strategi utama.
Desain ini berhasil menciptakan rumah tinggal yang harmonis dengan lingkungan sekitar, mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan efisiensi energi. Penggunaan material lokal dan sistem ventilasi alami menjadi elemen kunci keberhasilan proyek ini. Perancangan juga mempertimbangkan aspek privasi dan kenyamanan penghuni.
- Konsep: Rumah tinggal ramah lingkungan yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar.
- Metode: Analisis iklim mikro, pemilihan material lokal, penerapan sistem pasif.
- Hasil: Rumah tinggal yang efisien energi, minim dampak lingkungan, dan nyaman ditinggali.
Aspek-aspek Penting dalam Desain Interior ITB
Desain interior yang unggul di ITB tidak hanya sekadar estetika visual, melainkan juga integrasi harmonis antara fungsi, kenyamanan, keamanan, dan keberlanjutan. Proses desain yang berpusat pada manusia (human-centered design) menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar dan bekerja yang mendukung kesehatan mental dan produktivitas. Berikut ini beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan.
Ergonomi dan Kenyamanan Ruangan
Ergonomi dalam desain interior ITB berfokus pada penciptaan ruang yang mendukung postur tubuh yang baik, mengurangi kelelahan fisik, dan meningkatkan kenyamanan pengguna. Hal ini mencakup pemilihan furnitur yang ergonomis, seperti kursi dengan penyangga punggung yang memadai dan meja dengan ketinggian yang tepat. Pertimbangan lainnya adalah pencahayaan yang cukup dan merata, menghindari silau dan bayangan yang mengganggu, serta pengaturan suhu ruangan yang nyaman.
Ruang-ruang belajar dan laboratorium dirancang untuk meminimalkan risiko cedera akibat postur tubuh yang buruk atau kelelahan mata. Misalnya, laboratorium komputer dilengkapi dengan kursi ergonomis yang dapat diatur dan pencahayaan yang dirancang untuk mengurangi silau dari layar komputer.
Duh, judul TA Desain Interior ITB gue masih buntu! Mikir konsep ruang kolaborasi yang kece abis. Bingung mau mulai dari mana? Eh, ngomongin kolaborasi, inget deh sama temen yang pakai jasa desain interior kantor freelancer dari jasa desain interior kantor freelancer buat kantornya. Hasilnya? Keren banget! Mungkin bisa jadi inspirasi nih buat TA gue, apalagi mereka fokus banget di efisiensi ruang kerja.
Semoga TA gue kelar lancar jaya, amin!
Penerapan Prinsip Estetika dan Keindahan
Estetika dan keindahan dalam desain interior ITB bukan sekadar dekorasi, melainkan elemen penting yang memengaruhi suasana dan psikologis penghuninya. Pemilihan warna, tekstur, dan material yang tepat dapat menciptakan suasana yang menenangkan, merangsang kreativitas, atau mendukung konsentrasi. Penggunaan elemen alam, seperti tanaman hijau dan cahaya alami, dapat meningkatkan kesejahteraan penghuni. Keseimbangan antara unsur-unsur visual, seperti garis, bentuk, dan warna, menciptakan harmoni dan keindahan yang mendukung proses belajar dan bekerja.
Sebagai contoh, ruang tunggu dirancang dengan skema warna yang menenangkan dan penggunaan tanaman hijau untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mengurangi stres.
Keamanan dan Keselamatan Bangunan
Aspek keamanan dan keselamatan menjadi prioritas utama dalam desain interior ITB. Perencanaan tata ruang yang baik, seperti jalur evakuasi yang jelas dan mudah diakses, sistem pendeteksi kebakaran yang terintegrasi, dan penempatan alat pemadam kebakaran yang strategis, merupakan elemen penting. Material bangunan yang dipilih harus tahan api dan ramah lingkungan. Penerangan yang memadai di area koridor dan tangga memastikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna, terutama pada malam hari.
Contohnya, rambu-rambu evakuasi yang jelas dan mudah terlihat ditempatkan di seluruh bangunan, serta sistem alarm kebakaran yang terintegrasi dengan sistem pengumuman.
Keberlanjutan (Sustainability) dalam Desain Interior
Desain interior yang berkelanjutan di ITB menekankan pada penggunaan material yang ramah lingkungan, hemat energi, dan mengurangi limbah. Pemilihan material daur ulang atau material dengan dampak lingkungan minimal menjadi prioritas. Penggunaan sistem pencahayaan hemat energi, seperti LED, dan sistem ventilasi alami dapat mengurangi jejak karbon bangunan. Penggunaan air yang efisien dan pengelolaan limbah yang baik juga menjadi bagian penting dari strategi keberlanjutan.
Contohnya, penggunaan material bambu sebagai alternatif material kayu konvensional dan penggunaan sistem pencahayaan alami untuk mengurangi konsumsi energi.
Penerapan Prinsip-prinsip Desain Universal dalam Ruang Publik
Desain universal di ITB memastikan aksesibilitas dan kenyamanan bagi semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas. Ruang publik dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dengan mobilitas terbatas, gangguan penglihatan, atau gangguan pendengaran. Hal ini mencakup jalur akses yang lebar dan landai, toilet yang ramah difabel, rambu-rambu yang mudah dibaca dan dipahami, dan sistem informasi yang dapat diakses oleh semua orang. Contohnya, instalasi jalur taktil untuk pengguna tunanetra, toilet yang dilengkapi dengan pegangan dan ruang gerak yang cukup, dan penggunaan sistem informasi multi-sensorik (visual dan audio) untuk memberikan petunjuk arah dan informasi yang komprehensif.
Sumber Daya dan Referensi Tugas Akhir
Menyusun tugas akhir desain interior di ITB membutuhkan strategi pengelolaan sumber daya yang efektif. Proses ini tidak hanya tentang menemukan informasi, tetapi juga tentang memahami bagaimana informasi tersebut dapat memperkaya analisis dan desain Anda. Menggunakan sumber daya yang tepat akan memberikan landasan yang kuat bagi argumentasi dan kreativitas Anda. Berikut ini beberapa panduan untuk membantu Anda dalam pencarian dan pengelolaan referensi.
Sumber Daya Online untuk Penelitian Desain Interior
Akses ke sumber daya online yang tepat sangat krusial dalam penelitian desain interior. Keberagaman informasi yang tersedia dapat membantu Anda mengeksplorasi berbagai perspektif dan tren terkini. Berikut lima sumber daya online yang bermanfaat:
- ArchDaily: Platform online yang menampilkan berbagai proyek arsitektur dan desain interior dari seluruh dunia, memberikan inspirasi dan referensi visual yang luas.
- Dezeen: Situs web yang fokus pada desain arsitektur dan interior, menampilkan berita, wawancara, dan proyek-proyek terbaru dari para desainer terkemuka.
- Pinterest: Platform visual yang memungkinkan Anda mengumpulkan dan mengorganisir ide-ide desain interior berdasarkan tema, gaya, dan preferensi pribadi.
- Google Scholar: Mesin pencari yang khusus untuk jurnal ilmiah dan publikasi akademik, sangat berguna untuk menemukan penelitian yang relevan dengan topik tugas akhir Anda.
- Material Library Online (berbagai platform): Beberapa produsen material bangunan menyediakan library online yang menampilkan spesifikasi teknis, gambar, dan contoh aplikasi material, yang sangat membantu dalam pemilihan material.
Buku Referensi Desain Interior
Buku-buku referensi memberikan pemahaman mendalam tentang teori, prinsip, dan praktik desain interior. Pilihan buku yang tepat akan memberikan landasan teoritis yang kokoh untuk tugas akhir Anda. Berikut tiga contoh buku referensi yang relevan:
- Interior Design: A Foundation Course oleh (Penulis dan tahun terbit sesuai buku referensi yang relevan).
- Space Planning: Designing the User Experience oleh (Penulis dan tahun terbit sesuai buku referensi yang relevan).
- Sustainable Interior Design: A Whole-Systems Approach oleh (Penulis dan tahun terbit sesuai buku referensi yang relevan).
Jurnal Ilmiah Desain Interior
Jurnal ilmiah memberikan akses ke penelitian terkini dan temuan empiris dalam bidang desain interior. Membaca jurnal membantu Anda memahami perkembangan terkini, metodologi penelitian, dan konsep-konsep teoretis yang relevan.
- Journal of Interior Design
- Design Studies
- Environment and Behavior
Pengutipan Sumber Referensi Sesuai Pedoman ITB
Mengutip sumber referensi dengan benar merupakan aspek penting dalam menjaga integritas akademik. Kegagalan untuk mengutip sumber dengan benar dapat dianggap sebagai plagiarisme. Pedoman ITB mengenai pengutipan sumber harus diikuti dengan ketat. Biasanya, ITB menggunakan sistem pengutipan tertentu (misalnya, APA, MLA, atau Chicago). Pastikan untuk memeriksa pedoman resmi ITB untuk memastikan Anda menggunakan format yang benar, termasuk tata cara penulisan daftar pustaka.
Istilah Teknis Desain Interior
Memahami istilah teknis dalam desain interior sangat penting untuk berkomunikasi secara efektif dan menulis tugas akhir yang profesional. Berikut tabel yang menjelaskan beberapa istilah teknis:
Istilah | Definisi | Istilah | Definisi |
---|---|---|---|
Ergonomi | Ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan lingkungan kerjanya, termasuk perancangan furnitur dan ruang untuk kenyamanan dan efisiensi. | Ambiance | Suasana atau perasaan yang diciptakan oleh desain interior, dipengaruhi oleh cahaya, warna, material, dan furnitur. |
Layout | Tata letak atau pengaturan ruang dalam suatu desain interior. | Space Planning | Proses perencanaan dan pengaturan ruang untuk memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika. |
Material Pallete | Kombinasi material yang digunakan dalam suatu desain interior, meliputi warna, tekstur, dan jenis material. | Universal Design | Prinsip desain yang memastikan aksesibilitas dan kenyamanan bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas. |
FAQ Umum
Apa saja software desain interior yang umum digunakan di ITB?
AutoCAD, SketchUp, Revit, dan V-Ray sering digunakan.
Bagaimana cara menentukan tema desain interior yang tepat?
Pertimbangkan fungsi ruangan, gaya hidup penghuni, dan tren terkini.
Apakah ada batasan jumlah referensi yang harus digunakan?
Tergantung pedoman penulisan tugas akhir ITB, biasanya ada minimal dan maksimal.
Bagaimana cara memilih judul tugas akhir yang orisinil?
Lakukan riset literatur yang ekstensif dan temukan celah pengetahuan yang belum terisi.